KONSPIRASI TERHADAP ISLAM
Kini sistem khilafah Islamiah telah tiada dari muka bumi, ia dihapuskan secara rasmi pada 3 Mach 1924. Hilangnya sistem khilafah berarti hilangnya sebuah sistem peradaban Islam yang menyatukan dunia Islam di bawah satu kekuatan, menyatukan kehidupan kaum Muslimin dalam berbagai aspek kehidupan yang berlandaskan syari'at Islam di bawah satu kepimpinan. Hilangnya sistem khilafah juka berarti hilangnya "Daulah Islam" yang menurut Dr. Yusuf Qardhawi merupakan perwujudan ideologi Islam yang mewarnai kehidupan kaum Muslimin di dalam segala lapangan kehidupan.
Jika ditelusuri, ada dua sebab kehancuran khilafah Islam, yaitu sebab dalaman dan sebab luaran. Sebab dalaman adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam umat Islam sendiri, beserta khilafahnya. Sedangkan sebab luaran adalah sebab-sebab yang datang dari luar umat Islam. Salah satu sebab luaran yang sangat penting adalah peranan gerakan Zionis dalam menghancurkan khilafah Islam.
Gerakan Zionis Internasional yang bersifat politik muncul setelah Theodor Hertzl mengajukan gagasan negara Yahudi. Gerakan ini muncul karena rasa persaudaraan yang erat di dalam ras Yahudi dan adanya perasaan tentang pernyataan Tuhan mengenai ketinggian ras Yahudi dibandingkan ras lain dan kepada ras Yahudilah semua manusia mendapat berkah (lihat Al-Kitab: Kejadian, 22:18). Ayat ini mendorong kelompok-kelompok Yahudi untuk menjadikan diri mereka sebagai "penguasa dunia".
Sedangkan Konferens Organisasi-organisasi Islam sedunia di Makkah Al-Mukarramah pada tahun 1974 memberikan rumusan mengenai zionisme sebagai suatu gerakan politik rasial yang percaya bahwa ras Yahudi adalah ras yang paling tinggi darjatnya di muka bumi. Orang lain dianggap bagai binatang yang memberikan pelayanan kepada orang-orang Yahudi. Gerakan ini mempunyai ambisi untuk menguasai seluruh dunia dengan peranantaraan satu pemerintahan dunia yang berpusat di negera yang kini dikenal dengan Israel (Munawwir, 1986:120).
Roger Garaudy membagi zionisme ke dalam dua kategori: zionisme keagamaan dan zionisme politik. Zionisme keagamaan jumlahnya sangat sedikit. Zionisme spiritual ini tidak merancang suatu kegiatan politik apapun untuk membentuk negara melalui penguasaan Palestin (Garaudy, 1988:19-20).
Sedangkan zionisme politik bermula dari kedatangan orang-orang Yahudi-Arkenazim pada tengah abad ke-19. Selanjutnyua pada tahun 1881 berdiri gerakan Chovevei Zion (Pencinta Zion). Gerakan ini melakukan pemindahan orang-orang Yahudi Arkenazim ke Palestin, terutama pada tahun 1882-1884 dan 1890-1891. Upaya pemindahan Yahudi ke Palestin juga dibiayai oleh seorang pengusaha besar Baron de Rothschild.
Sementara itu, terdapat seorang yang bernama Theodor Hertzl yang memunculkan isu Zionisme ke permukaan melalui bukunya "Der Judenstaat" pada tahun 1896. Sejak saat itu ia berusaha kewujudkan impiannya. Ia pun membentuk die welt, surat khabar Zionis untuk mendukung usaha-usahanya.
Pada 29-31 Ogos 1897, dilaksanakan Kongres Zionis pertama di Basle, Swiss. Dalam pertemuan ini hadir sekitar 197 delegasi yang terdiri dari kaum ortodoks, nasionalis, liberalis, atheis, kulturalis, sosialis, kapitalis. Mereka menghasilkan "Protokol Basle" yang merupakan tujuan-tujuan gerakan tersebut.
Selanjutnya, gerakan-gerakan Zionis disatukan di bawah bendera Zionist Organization. Mereka membentuk Jewish Colonial Trust, sebuah bank yang merupakan instrumen kewangan bagi organisasi zionis. Tahun 1902 dibentuk perusahaan bagian dari Jewish Colonial Trust, yaitu Anglo-Palestine Company. Institusi lainnya ialah Jewish National Fund, yang dicetuskan oleh Hermann Schapira pada kongres pertama dan disetujui pada kongres keempat di London tahun 1900
Atas segala keyakinan dari program-programnya, maka gerakan zionis telah menjadikan bumi Palestin yang dipandang sebagai "tanah suci" mereka, menjadi sasarannya. Palestin dijadikan sebagai tempat kembalinya koloni Yahudi, sekaligus mewujudkan segala tujuan-tujuan Yahudi. Dengan Palestin sebagai tempat berdirinya negara zionis Israel inilah maka kaum Yahudi akan melaksanakan Messianic Mission (misi juru selamat) di dunia.
Dengan dijadikannya Palestin sebagai sasarannya tersebut merupakan suatu alasan yang kuat mengapa kaum Yahudi dalam kongres ke 6 di Basle tahun 1903, menentang usulan Perdana Menteri Inggris, Chamberlain, untuk menempati Kenya sebagai tempat orang-orang Yahudi. Hertzl menyangka yang ditawarkan oleh Chamberlain adalah Uganda, sehingga ide ini dikenal sebagai "Proposal Uganda". Kemudian pada kongres ke 7 di Basle 1905, proposal Uganda ditolak oleh para delegasi Yahudi yang hadir. Usulan lain yang ditolak adalah "Egypt Proposal" yang hendak menjadikan Mesir sebagai tempat orang-orang Yahudi (lihat Halloum, 1988: 141-142). Penolakan ini juga sebagai pembuka babak baru Zionisme sebagai suatu ideologi yang menggambarkan aktiviti politik dan praktis di Palestin. Usaha keras kaum Yahudi di dalam mewujudkan sasaran-sasarannya tersebut diperkuat dengan dikembangkannya organisasi-organisasi transnasional yang berafiliasi pada kepentingan Yahudi. Organisasi-organisasi tersebut melakukan program-program untuk mempengaruhi dunia sekaligus sebagai media untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan Yahudi. Organisasi-organisasi transnasional yang berafiliasi pada kepentingan Yahudi tersebut jaringannya tersebar di seluruh dunia.
2 comments:
test....test...dh bleh komen..
Salam, tetapi mengapa puak-puak jumud dalam PR tidak sedar bahawa Anwar al jub sedang membawa agenda zionis bagi menghapuskan khalifah di Malaysia......
Post a Comment